Rumah ibadah pertama bagi masyarakat muslim Aceh Tengah, Takengon adalah mesjid yang berada didesa Bukit Kecamatan Kebayakan yang dinamakan Masjid Tue (Masjid Tua). Masjid Tue berdiri pada tahun 1901.Masjid Tua ini dulunya masih beratapkan rumbia yakni daun yang berasal dari daun sagu dan Ijuk yakni daun yang berasal dari pelepah daun kelapa.
Menurut cerita, masjid Tue ini adalah masjid pertama yang dibuat dikabupaten Aceh tengah dibawah kepemimpinan Raja Mamat, dilanjutkan Raja Ma’un, lalu Raja Ilang dan dilanjutkan Raja Bukit terakhir yakni Raja Ampon Zainuddin.
Dahulu, sekemungkinan masyarakat kebayakan melakukan sholat Jumat di Masjid tersebut. Namun demi masa perubahan itu ada sehingga akhir-akhir ini dijadikan sirus sejarah untuk Kabupaten Aceh Tengah. Setelah dijadikannya masjid itu menjadi salah satu situs sejarah lahirlah masjid-masjid lain seperti Masjid Al-Abrar, Masjid Az-Zikra (Lot Kala), Masjid Al-Ikhlas (Pinangan), Masjid Mendale dan Lain-lain.
Raja Kampung Bukit saat ini, Bapak Gamura Ali Bersah mengatakan “ Kami selaku rakyat Kampung Bukit selalu menjaga dan memelihara mesjid Tue tersebut, karena masyarakat bukit mengingat dari mesjid itu telah banyak telahir kader-kader Da’i yang terbina menjadi generasi Gayo yang kita cintai ini. Kami berharap kepada seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, juga masyarakat Gayo yang ada di Nusantara ini kembali dan khususnya untuk masyarakat Bukit dimanapun berada dan kebayakan pada umumnya dengan ini Raja Kampung Bukit menggugah hati saudara-saudara seagama, seakidah, dan setanah air mohon kiranya membantu apa yang bisa dibantu untuk masjid tua ini. Melihat kondisi mesjid saat ini perlu diadakannya perbaikan untuk terus dapat mempertahankan keutuhan dari bangunan agar terus dapat dinikmati untuk generasi selanjutnya.
Sejarah Masjid Tua Kebayakan Aceh Tengah
Masjid Tue (tua) Kebayakan Takengon Aceh Tengah adalah Rumah Allah tempat melakukan kegiatan ibadah bagi komunitas ummat Muslim. Masjid ini merupakan salah satu Masjid tertua yang kini tetap dipugar namun tidak merubah bentuk aslinya.
Menurut Tgk Aman M Affan, Masjid Tue itu difungsikan masyarakat selain tempat ibadah umat Muslim juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim dalam kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an.
Dijelaskan,menurut sejarah bangunan Masjid Tue Kebayakan itu dibangun tahun 1920 oleh masyarakat Aceh Tengah dengan Imam Masjid saat itu Tgk. Imem Aman Baram dengan swadaya masyarakat Kebayakan. Tanah yang digunakan merupakan tanah waqaf salah satu masyarakat Takengon
Proses pembangunannya bahkan dikala itu penjajah Belandapun turut menyumbangkan 100 Golden namun Masjid itu tetap untuk tempat ibadah umat Islam.
Masjid Tue Kebayakan ini merupakan masjid tertua ke-2 di Takengon yang terletak di kampung Kebayakan yang merupakan kampung tertua di Aceh Tengah, yang terdiri dari tiga warga kampung yakni Lot Kala, Jongok dan Gunung Bukit.
Masjid Tue yang didirikan tahun 1920 ini baru digunakan tahun 1927. Dan pertama sekali digunakan Reje Bukit (Raja Bukit) yang bernama R. Zainuddin sebagai reje bukit terakhir. Namun pada zaman dulu masjid itu digunakan sebagai shalat jama’ah. Tetapi hanya shalat jum’at saja, maka di depan masjid dibuat kusus tempat shalat jum’at untuk kaum ibu.
Sumber :
- Mahasiswa Peduli Sejarah Gayo - Facebook
- Lintas Gayo - Media Online
- Kampung Bukit - Blog
0 Response to "Masjid Tua Kebayakan Aceh Tengah"
Post a Comment